Keutamaan Bulan Ramadhan
- Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al Qur’an
Bulan ramadhan
adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih sebagai bulan untuk berpuasa
dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ
وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ
فَلْيَصُمْهُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)
Ibnu
Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini
mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memuji bulan puasa
–yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena
bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari
bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah
menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ’alaihimus salam.”[1]
- Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ
رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ
وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Al Qodhi ‘Iyadh
mengatakan, “Hadits di atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan
tertutupnya pintu Jahannam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda
masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh,
“Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai
ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal
ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih
sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat
memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan
terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi
maksiat ketika itu.” [3]
- Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan
Pada bulan
ramadhan terdapat suatu malam yang lebih
baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah
–yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan- saat diturunkannya Al Qur’anul
Karim.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
(2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3(
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar
(malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan
itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).
Dan Allah Ta’ala juga
berfirman,
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
”Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan: 3). Yang
dimaksud malam yang diberkahi di sini adalah malam lailatul qadr. Inilah
pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah[4]. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama di antaranya Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.[5]
- Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِلّهِ فِى
كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ
مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada
setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a
maka pasti dikabulkan.”[6]
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ
تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ
وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia
berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”.[7] An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini
menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal
ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika
itu.”[8] An Nawawi rahimahullah mengatakan pula, “Disunnahkan
bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan berpuasa untuk berdo’a demi
keperluan akhirat dan dunianya, juga pada perkara yang ia sukai serta jangan
lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin lainnya.”[9]
Raihlah berbagai
keutamaan di bulan tersebut, wahai Saudaraku!
Semoga Allah
memudahkan kita untuk semakin meningkatkan amalan sholih di bulan Ramadhan.
[2] HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079, dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu
[3] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/188.
[4] Tafsir Ath Thobari, 21/6.
[5] Zaadul Masiir, 7/336-337.
[6] HR. Al Bazaar, dari Jabir bin ‘Abdillah. Al Haitsami dalam Majma’ Az
Zawaid (10/149) mengatakan bahwa perowinya tsiqoh (terpercaya). Lihat Jaami’ul
Ahadits, 9/224.
[7] HR. At Tirmidzi no. 3598. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[8] Al Majmu’, 6/375.
[9] Idem.
Komentar
Posting Komentar