Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Rentetan Absen Negara

Jaminan hukum bagi warga negara untuk menjalankan hak-hak konstitusionalnya telah terkoyak akibat absennya negara dalam memberikan penghormatan, perlindungan dan penegakan hukum yang berkeadilan. Rentetan peristiwa intoleransi dan diskriminasi telah berbuah petaka dengan terjadinya berbagai tindakan kekerasan agama, keyakinan dan kepercayaan.  Sejak awal pendiri bangsa ini telah menyadari eksistensi masyarakat Indonesia yang terdiri dari komunitas masyarakat yang beragam dan berdiri di atas segala perbedaan agama, etnis, suku dan budaya, sehingga prinsip kebhinekaan menjadi salah satu pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun dalam implementasinya seringkali diabaikan dan dilupakan, sehingga tidak teraktualisasi secara baik dalam penyelenggaraan negara, termasuk dalam pembuatan peraturan perundang-undangan yang terkadang bersifat parsial dan diskriminatif terhadap kelompok-kelompok minoritas agama, keyakinan dan kepercayaan. Menurut data yang dipaparkan di CNN

Krisis Mollo

Masyarakat suku Mollo berada di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Mollo mempunyai kepercayaan turun temurun mengenai adanya fungsi tanah, batu, pohon, dan air. Orang-orang Mollo percaya, keempat elemen   itu mempunyai fungsi yang sama dengan tubuh manusia. Bagi mereka, air melambangkan darah, batu melambangkan tulang, dan tanah sebagai daging, serta pohon atau hutan yang mereka anggap sebagai paru-paru atau juga rambut “ fatu, nasi, noel, afu amasat a fatis neu monit mansian .” Ini merupakan istilah orang-orang Mollo yang dapat diartikan: batu, hutan, air, dan tanah bagi tubuh manusia. Masyarakat Mollo pada tahun 1997 hingga tumbangnya rezim soeharto pernah melakukan perlawanan terhadap perusahaan nasional kehutanan Perhutani yang memagari sabana mereka untuk dijadikan kebun kayu eukaliptus. Pemagaran ini dilakukan secara paksa tanpa izin dari empunya sabana itu. Pemerintah melakukan hal tersebut karena dalam administrasi kehutanan, sabana yang juga adalah permukiman masyarak

[PRESS RELEASE UPS]

Gambar
Jakarta (14/6) - Selamat Siang Geografi! UPS merupakan kepanjangan dari Upgrading Skill yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan yang kita miliki serta meningkatkan potensi diri kita dengan berkaca dari beberapa orang yang sudah sukses dibidangnya terutama dalam bidang akademik dan non-akademik. UPS adalah pelatihan yang diadakan oleh Departemen Kaderisasi BEMP Geografi UNJ khusus untuk para pejuang mahasiswa geografi UNJ. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2016 yang bertempat di RSG FIS UNJ d engan mengangkat tema " Mengukir Prestasi, Kembangkan Potensi Diri".  Pembicara-pembicara hebat telah dihadirkan untuk dapat menjadi narasumber pada rangkaian acara ini, siapa saja sih mereka?  1. Dina Chaerani - Mapres 1 UNJ 2016, Vice President of ASEAN Youth Leader Association - Indonesia. Beliau berbagi pengalaman perjalannya menjadi MAPRES 1 UNJ dengan topik pembicaraan TOBAT atau talkshow hebat. 2. Harseto - Trainer, Direktur Futtu Management, Founder