Langkah jitu mengubah Frustasi menjadi Prestasi

 

Langkah jitu mengubah Frustasi menjadi Prestasi


    Apa yang anda fikirkan ketika mendengar kata frustasi? Penuh amarah? Putus asa? atau yang lain? Ketika kita membayangkan kata frustasi, hal itu tidak akan jauh dari gambaran seseorang yang begitu menyedihkan, kurang tidur, mata sembab, dan pola hidupnya tidak teratur. Frustasi , berasal dari bahasa Latin  frustatio, yaitu perasaan kecewa atau kesal akibat terhalangnya dalam pencapaian tujuan. Semakin besar tujuannya, maka akan semakin tinggi pula tingkat frustasi yng akan dirasakan, dan akan mengakibatkan stress.

Arti frustasi

Menurut Daradjat Zakiah (Andhy Irawan, 2011), frustasi adalah suatu keadaan dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan attau suatu tujuan akibat adanya halangan / rintangan dalam usaha mencapai kepuasan atau tujuan tersebut.

 

Penyebab Frustasi

Mengapa seseorang bisa mengalami frustasi? Frustasi bisa disebabkan oleh berbagai macam factor antara lain, tidak memiliki banyak ilmu pengetahuan, hilangnya rasa kepercayaan dengan Tuhan, terlalu banyak tekanan/ masalah dalam hidup, berfikiran negative, dan tidak dapat mengendalikan diri.

 

- Tidak memiliki banyak pengetahuan tentang hidup.

Ketika seseorang tidak memiliki banyak pengetahuan, seseorang akan cenderung memikirkan semua hal dalam hidup hanya dalam batas angannya saja, dengan kata lain seseorang tersebut membatasi fikirannya tanpa melihat pengetahuan tentang ilmu-ilmu hidup yang seharusnya dia dapatkan. Orang yang tidak memiliki banyak pengetahuan tentang hidup, mereka akan lebih sering merasa gelisah dan khawatir tentang kehidupannya. Mereka akan selalu berfikir bagaimana hidupnya akan berjalan.

 

- Hilangnya rasa kepercayaaan terhadap Tuhan

Hal ini merupakan suatu yang sangat fatal. Ketika frustasi, kebanyakan orang hanya berdiam diri, dan berputus asa. Mereka cenderung tidak percaya kepada kemampuan dirinya dalam mengahadapi setiap masalah yang tengah dihadapinya. Sedangakan  “kepercayaan” adalah factor yang penting untuk membangun diri, dan mencegah hal- hal yang negative dalam diri. Mereka lupa bahwa Tuhanlah sumber kekuatan yang ada dalam diri mereka, dan merupakan tempat sebaik-baiknya dalam mengadu kepada-Nya.

- Terlalu banyak masalah/ beban hidup

Tidak semua orang memiliki kekuatan yang besar. Banyaknya tekanan baik internal maupun ekstenal, mulai dari tututan kuliah yang harus ber-IPK tinggi, tuntutan kebutuhan hidup, tuntutan dalam keluarga, dan lain-lain yang dapat membuat stress. Tekanan yang sangat intens in akan menyerang orang-orang yang lemah psikologisnya. Orang yang lemah psikologis cenderung tidak dapat menerima semua hal yang terjadi, sehingga setiap beban yang ia hadapi akan terasa begitu berat.

- Berfikir negative

Orang yang selalu berfikiran negative, akan sulit mencapai apa yang dicita-citakannya. Mengapa demikian? Karena orang- orang yang berfikiran negative akan menghancurkan dan melemahkan dirinya sendiri akibat sangkaan buruknya terhadap orang lain. Karena sesungguhnya apa yang akan terjadi adalah tergantung apa yang kita fikirkan atau sangkakan, apabila seseorang selalu berfikir negative maka hal itu akan berdampak negative pula dan sebaliknya. Dan apabila fikiran negative ini tidak dibuang maka, semakin lama , seseorang itu akan diselimuti dengan kegagalan dan kegelisahan didalam dirinya yang dibuatnya sendiri.

- Tidak adanya motivasi.

Seseorang yang hidup dilingkungan tanpa motivasi akan sangat rentan tehadap kefrustasian, karena seseorang yang frustasi sangat membutuhkan adanya dorongan dan motivasi. Seseorang biasanya dapat bangkit apabila memiliki cukup dukungan dari orang-orang terdekatnya. Misalnya seorang anak yang menderita suatu penyakit dan sulit diobati, dan tidak mendapat cukup motivasi dan dorongan, maka anak tersebut akan semakin susah mendapatkan kesembuhan. Namun apabila, anak trsebut diberi motivasi dan dirawat dengan kasih sayang, maka yakinlah bahawa kesehatan anak tersebut akan berangsur- angsur membaik.

 

            Mengharapkan hidup tanpa masalah sama saja seperti membayangkan laut tanpa garam. Tuhan memberikan masalah dalam hidup agar umat nya lebih belajar. Belajar bersabar, belajar bersyukur, dan tentu saja belajar menyelesaikan nya.

            Besar tidak nya suatu masalah itu relative. Besar menurut pribadi A belum tentu besar untuk pribadi B. Mengapa tidak mencoba melihat masalah kita dari sudut pandang orang yang akan menganggap masalah kita adalah masalah kecil? Misalnya kamu memiliki masalah tentang berat badan. Menghabiskan banyak waktu memikirkan bentuk tubuh yang menurut kamu kurang ideal. Melakukan diet ketat dan mengatur pola makan yang sangat disiplin. Lalu kau menganggap itu adalah masalah yang cukup besar. Sekarang bayangkanlah jika kamu sedang berada di sebuah pengungsian dimana rumah dan semua harta benda mu hilang. Tak ada yang tersisa. Apakah kau akan tetap menjadikan masalah berat badan mu menjadi masalah besar?

            Pernah dengar tentang Hukum Polaritas? Bahwa semua yang ada di alam memiliki sifat berlawanan. Ada selatan ada utara. Ada hitam ada putih. Ada positif ada negative. Ada baik ada buruk. Dan jika ada masalah pasti ada hikmah. Sebenarnya alam sudah memberikan jawaban atas semua pertanyaan kita. Namun kita terlalu sibuk untuk sekedar mengamati hal-hal kecil di sekitar kita. Kalau sudah begini tetap menyalahkan keadaan?

            Dan biasanya seseorang akan mengeluarkan potensi terbaik nya ketika berada di posisi terhimpit. Kreatif di masa sulit? Mengapa tidak? Tidak sulit mengubah frustasi menjadi prestasi. Karena ketika kita berada di titik terendah dalam hidup kita itu sebenarnya adalah titik mula dari kebangkitan kita. Lihat saja kurva parabola negative. Titik terendah merupakan titik balik untuk kembali naik ke titik puncak. Coba bandingkan dengan kurva parabola positif . Titik puncak akan mengakibatkan dua kemungkinan. Apakah titik tersebut akan terus naik hingga titik puncak tertinggi atau akan merosot hingga titik 0 ? Sebenarnya cobaan terberat dalam hidup itu adalah ketika kita berada di zona (yang menurut kita) paling nyaman.

Dalam surat Az-Zumar ayat 53, Allah SWT mengingatkan hamba-Nya agar jangan berputus asa dalam mencari ampunan-Nya:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang."

            Jadi jangan berputus asa dalam melakukan sesuatu baik itu meminta ampunan kepada Allah SWT ataupun perihal pekerjaan, Jika seluruh jagat raya mengatakan tidak, untuk sesuatu yang benar-benar kamu inginkan, apa yang akan kamu lakukan? Pembuktikan. Berilah kesempatan kepada dirimu untuk menunjukan bahwa kita bisa berhasil melakukan sesuatu yang orang lain anggap tidak mungkin.

            Ketika kita merasa frustasi dengan keadaan yang cukup sulit, lihatlah orang-orang berhasil yang dulunya bukan apa-apa. Biarkan dirimu terintimidasi dengan kesuksesan nya. Ini intimidasi yang positif. Karena akan membuat mu geram,memberontak, dan mengutarakan banyak pertanyaan kepada dirimu sendiri. Seperti Mengapa dia bisa dan aku tidak bisa? Mengapa dia berhasil dan aku belum? Apa yang bisa dia lakukan dan aku tidak bisa lakukan? Kapan aku bisa seperti dia? Mengapa tidak sekarang?

 

Berikut ini 5 Langkah jitu yang dapat mengubah Frustasi menjadi Prestasi

Jadi, bagaimana cara mengubah frustasi menjadi prestasi? Berikut Tipsnya:

- Tanyakan pada diri anda “ Apa yang sebenarnya sedang terjadi?”;

Ketika kita melakukan suatu pekerjaan atau perencanaan, kita harus mencermatinya dengan sungguh-sungguh dan teliti apa yang kita lakukan. Apakah ada hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, namun tidak semua hal juga keliru. Kita perlu menganalisa apakah hal-hal yang kita lakukan sesuai dengan ekspektasi atau tidak. Apabila telah sesuai, maka itu bagus. Namun apabila tidak maka perbaiki. Sesungguhnya pertanyaan- pertanyaan tersebut hanya untuk memastikan semuanya berjalan dengan semestinya. Hal ini akan membawa kita kepada hal-hal yang baik.  Yakinlah, bahwa dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan.

- Mencatat setiap hasil yang dicapai;

Kita harus mencatat semua hasil yang telah kita dapatkan. Misalnya kita menuliskan nya dalam note atau sebuah buku catatan harian yang berisikan pencapaian-pencapaian kita selama sebulan penuh, kemudian kita dapat melihatnya kembali diakhir bulan. Dengan cara ini kita dapat memlihat dan mempertimbangkan sebanyak apa pencapaian yang bisa kita capai, dan mengevaluasi beberapa langkah yang perlu kita ambil jika kita menanggapnya belum berjalan dengan baik.

Kita mungkin akan terkejut dengan catatan yang telah kita buat, dan apa saja yag telah kita tuntaskan, namun kita juga akan sadar seberapa banyak tujuan yang berhasil kita capai dalam kurun waktu tertentu. Apabila jumlah pencapaian kita sudah banyak, maka kita telah berhasil melakukan perbaikan dan perkembangan diri, namun apabila jumlah nya masih sedikit, maka disitu kita harus menyadari bahwa masih banyak waktu yang terbuang sia-sia karna apa karena menunda pekerjaan. Untuk bisa menjadi lebih focus, kita harus bisa melihat masalah sebagai peluang, seingga masalah tersebut tidak akan menjadisuatu beban yang berat untuk diri kita sendri.

- Berfikir positif dan tetap tenang;

Seseorang yang selalu berfikir positif, cenderung akan melakukan pekerjaannya yang lebih baik. Orang yang berfikir positif akan mampu mengontrol dirinya dalam melakukan setiap pekerjaanya. Berfikir positif sangat membantu dalam mengoptimalkan pekerjaan seseorang, karena dengan hal ini seseorang akan selalu merasa bahagia dengan apa saja yang telah dilakukannya. Berfikir tenang juga merupakan hasil dari sikap berfikir positif, karena biasanya orang yang pikirannya selalu positif, akan melahirkan ketenangan dalam dirinya dan menjadi pribadi yang baik dalam melakukan segala aktivitasnya.

- Memusatkan perhatian pada apa yang kita inginkan terjadi;

Berhentilah bertanya mengapa ini terjadi? Dan lain sebagainya. Semakin anda bertanya, maka semakin besar penyesalan yang akan anda rasakan. Ada waktu- waktu saat kita perlu mundur sejenak untuk melihat gambaran seberapa besar pekerjaan kita yang harus kita tuntaskan. Dan pada saat itu , apakah hasil yang akan kita dapatkan? Kadang kita terperangkap dan berusaha keras dengan penuh perhatian dan berusaha mengatasinya. Ingat, jangan pernah mengecam diri sendiri. Karena justru celaan dan tekanan terhadap diri sendiri hanya akan membuat kita menyesal berkepanjangan, jangan terpaku pada diri sendiri. Kegagalan tidak seharusnya menjadikan kita trauma.

- Optimis bahwa tujuan anda akan tercapai.

Selalu optimis merupakan cara ampuh untuk memotivasi diri sendiri, ini juga menunjukkan bahwa kita percaya terhadap apa yang Tuhan hendak berikan kepada kita. Optimis dalam setiap melakukan usaha membuat kita tidak takut akan kegagalan, dan selalu mebuat kita puas akan apa yang telah kita upayakan.

            Nah, itulah beberapa cara yang bisa anda terapkan untuk mengubah frustasi menjadi prestasi. Jadi, jangan selalu memandang frustasi sebagai hal buruk, karena terkadang frustasi justru menyumbangkan banyak pelajaran hidup untuk kita agar dapat menjadi lebih baik dan lebih berkembang dimasa yang akan datang.

 

 

SUMBER

https://www.berwirausaha.net/2019/04/5-langkah-jitu-mengubah-frustasi-menjadi-prestasi.html/

http://ihavesandwich.blogspot.com/2011/01/bagaimana-mengubah-frustasi-menjadi.html?m=1

http://www.sman4bukittinggi.sch.id/read/6/janganlah-kamu-berputus-asa-dari-rahmat-allah#:~:text=%E2%80%9CKatakanlah%3A%20%E2%80%9CHai%20hamba%2D,Allah%20mengampuni%20dosa%2Ddosa%20semuanya.&text=%E2%80%9CTidaklah%20mereka%20mengetahui%2C%20bahwasanya%20Allah,%7B9%7D%20%3A%20104).

https://www.republika.co.id/berita/qo7m4b320/seberat-apapun-ujian-jangan-putus-asa-ini-alasannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Press Release Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Pendidikan Geografi

OPEN HOUSE BEMP GEOGRAFI 2017-2018

OPEN HOUSE BEMJ GEOGRAFI UNJ PERIODE 2015-2016