Melihat Ujian dengan Lensa Syukur

 


Saat ujian menghampiri kita, seringkali kita merasa begitu sedih, merasa lemah tak berdaya dan  putus asa. Bahkan saat masalah lama belum pergi, tiba-tiba bertamulah masalah baru.

Rasanya ketika satu ujian diterima, hati dan pikiran kita bergejolak sangat dahsyat. Lalu berfikir mengapa hidup ini terasa begitu berat dan beranggapan ini adalah akhir dari segalanya. Kemudian timbul keluh kesah tak berujung dan mulai membandingkan diri dengan orang lain yang melahirkan sikap yang tak mau bersyukur. Dengan kalimat “ Apakah harus seperti ini ?”. “ enak ya jadi dia” begitu seterusnya sampai terjadi “enak atau nikmat” itu diukur dari orang lain.

Padahal jika di ingat kembali banyak sekali anugerah yang Allah SWT. berikan kepada kita. Namun sayangnya manusia seringkali hanya terfokus pada satu titik hitam yang menempel pada kertas, padahal di sekelilingnya ada hamparan warna putih yang mendominasi kertas tersebut. Ibaratnya jika nikmatNya dihitung, banyaknya tak terhingga. Dan jika dibandingkan dengan ujian dan cobaan yang ada, nikmatNya masih lebih banyak dan karuniaNya lebih banyak lagi.

Sehatmu lebih banyak dari pada sakitmu, rezekimu yang datang lebih banyak dari pada yang hilang, kesempatan yang diberikan kepadamu, lebih banyak dari pada kesempitan yang menimpamu. Kesenangan yang kamu peroleh, lebih banyak dari pada kesusahan yang menimpamu. Begitu juga tentang kebahagiaan yang kamu rasakan tiap harinya, lebih banyak dari pada deritamu. 

Bahkan kalau terus ditelesuri antara kelebihan dan kekurangan yang kau terima, akan ditemukan daftar sangat panjang, sepanjang nikmatNya yang telah kau terima, yang begitu banyak, dan tak sanggup kau menghitungnya. Dari daftar tersebut akan ditemukan begitu banyak kelebihan yang kau terima dibandingkan kekurangan.

Maka dengan lensa syukur, hidup akan terasa lebih bahagia, lebih tenang dan lebih berlapang dada, karena mudah berterima kasih terhadap apapun yang diterimanya dan bersabar bila yang diterimanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau yang di inginkan. Dan sebagaimana firmanNya, “ Bila kau bersyukur atas nikmatKu, maka akan Aku tambahkan nikmat itu padamu, namun jika kau kufur atas nikmatKu, ingat, azabKu sangat pedih “ ( QS Ibrahim : 7 ).

Maka, percayalah bahwa segala ujian dari Allah SWT. adalah tanda bahwa Allah menyayangi kita, tidaklah masalah itu akan datang lalu akan menggugurkan dosa-dosa kita apabila kita bersabar. Dan ingatlah bahwa, selalu ada hadiah yang indah setelah masalah yang kelam. Janganlah kufur nikmat, sebab kufur nikmat hanya mendatangkan azab. Bersyukurlah, dan lihatlah bahwa di balik ujian ini, Allah SWT. sudah menyiapkan takdir terbaik untuk kita.

 

sumber : 

Yamima, Sahabat. 2019. Rasa Syukur di Antara Ujian. https://sahabatyamima.id/2019/04/%F0%9F%93%9D-rasa-syukur-di-antara-ujian/.

Zuhri, Syarpudin. 2013. Syukur adalah Kacamata Terindah. https://m.eramuslim.com/oase-iman/syukur-adalah-kacamata-terindah.htm

Gymnastiar, Abdullah. 2008. Pesona Syukur dan Sabar. https://republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/08/12/31/23577-pesona-syukur-dan-sabar







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Press Release Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Pendidikan Geografi

OPEN HOUSE BEMP GEOGRAFI 2017-2018

OPEN HOUSE BEMJ GEOGRAFI UNJ PERIODE 2015-2016