[PRESS RELEASE KABAG]
Jakarta (15/5) - Assalamualaikum wr.wb. Kajian Bareng Geografi telah diadakan oleh Departemen Kerohanian BEMP Geografi UNJ pada hari Selasa, 10 Mei 2016 bertempat di ruang 312, FIS, UNJ pada pukul 16.00 - 17.45 yang dihadiri oleh Ust. Haris Fadhillah, S.pd, beliau juga merupakan alumni Geografi UNJ 2008. KABAG pada kali ini mengangkat tema "Jangan Takut Untuk Hijrah", acara ini juga merupakan acara launching BBQG yakni Bina Baca Qur'an Geografi. Berikut merupakan Press Releasenya
PRESS RELEASE KABAG
"Jangan Takut Untuk Hijrah"
Sebenarnya, apa tujuan kita hidup?
Pertama, Allah menjelaskan tujuan penciptaan manusia, Allah berfirman dlm beberapa surat di Al-Qur'an seperti Q.S. Az-Zariyat : 56, Q.S. An-Nas : 1-3, dan Q.S. Al-Qiyamah : 21-22.
Allah adalah sang pencipta kita, Allah yang Maha Besar. Allah tidak butuh bantuan manusia, justru kitalah yang membutuhkan Allah. Maka tujuan kita hidup bukan lain adalah untuk bertemu dengan yang menciptakan kita.
Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu ada usaha yang harus kita lakukan. Yaitu dengan menjadi ahli ibadah. Hidup ini harus kita maknai sebagai ujian, agar kita selalu merasa tertantang untuk menghadapinya & tidak terlena dengan kehidupan di dunia yang sementara.
Dalam memaknai kehidupan ini, Allah berfirman dalam Q.S. Al Mulk : 1-2.
Lalu, apa itu hijrah?
Secara harfiah, hijrah berasal dari kata at-turku yang artinya meninggalkan (apa yang dilarang & dibenci Allah).
Jika melihat sejarah, hijrah memang banyak diperintahkan kepada para nabi terdahulu.
Misalnya hijrah Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Nuh.
Namun, hijrah ini bukan hanya diperintahkan untuk nabi. Kita sebagai manusia biasa pun sangat dianjurkan untuk hijrah, untuk mencapai tujuan kita bertemu dengan Allah.
Hijrah ini terbagi menjadi 4.
1. Hijrah i'tiqadiyah, yaitu meninggalkan segala bentuk keyakinan, kepercayaan dan ikatan-ikatan yang tidak dibenarkan oleh Allah Swt.
2. Hijrah fikriyah, yaitu meninggalkan segala bentuk pola berpikir yang tidak sesuai dengan pola berpikir yang Islami.
3. Hijrah syu’uriyah, yaitu meninggalkan segala bentuk perasaan yang cenderung kepada hal-hal yang tidak benar,
4. Hijrah sulukiyah, yaitu meninggalkan segala bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Allah Swt.
Jadi, hakikat hijrah itu sendiri adalah komitmen pada ketentuan-ketentuan dengan meninggalkan segala bentuk, sikap dan perilaku yang tidak menunjukkan ketaatan kepada Allah Swt.
Oleh : Sri Rahayu / Editor : Febri Fazriati
PRESS RELEASE KABAG
"Jangan Takut Untuk Hijrah"
Sebenarnya, apa tujuan kita hidup?
Pertama, Allah menjelaskan tujuan penciptaan manusia, Allah berfirman dlm beberapa surat di Al-Qur'an seperti Q.S. Az-Zariyat : 56, Q.S. An-Nas : 1-3, dan Q.S. Al-Qiyamah : 21-22.
Allah adalah sang pencipta kita, Allah yang Maha Besar. Allah tidak butuh bantuan manusia, justru kitalah yang membutuhkan Allah. Maka tujuan kita hidup bukan lain adalah untuk bertemu dengan yang menciptakan kita.
Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu ada usaha yang harus kita lakukan. Yaitu dengan menjadi ahli ibadah. Hidup ini harus kita maknai sebagai ujian, agar kita selalu merasa tertantang untuk menghadapinya & tidak terlena dengan kehidupan di dunia yang sementara.
Dalam memaknai kehidupan ini, Allah berfirman dalam Q.S. Al Mulk : 1-2.
Lalu, apa itu hijrah?
Secara harfiah, hijrah berasal dari kata at-turku yang artinya meninggalkan (apa yang dilarang & dibenci Allah).
Jika melihat sejarah, hijrah memang banyak diperintahkan kepada para nabi terdahulu.
Misalnya hijrah Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Nuh.
Namun, hijrah ini bukan hanya diperintahkan untuk nabi. Kita sebagai manusia biasa pun sangat dianjurkan untuk hijrah, untuk mencapai tujuan kita bertemu dengan Allah.
Hijrah ini terbagi menjadi 4.
1. Hijrah i'tiqadiyah, yaitu meninggalkan segala bentuk keyakinan, kepercayaan dan ikatan-ikatan yang tidak dibenarkan oleh Allah Swt.
2. Hijrah fikriyah, yaitu meninggalkan segala bentuk pola berpikir yang tidak sesuai dengan pola berpikir yang Islami.
3. Hijrah syu’uriyah, yaitu meninggalkan segala bentuk perasaan yang cenderung kepada hal-hal yang tidak benar,
4. Hijrah sulukiyah, yaitu meninggalkan segala bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Allah Swt.
Jadi, hakikat hijrah itu sendiri adalah komitmen pada ketentuan-ketentuan dengan meninggalkan segala bentuk, sikap dan perilaku yang tidak menunjukkan ketaatan kepada Allah Swt.
Oleh : Sri Rahayu / Editor : Febri Fazriati
Komentar
Posting Komentar